Saturday, July 30, 2011

Penerjemahan Makna Ilokusioner dalam tindak tutur (Kajian Pragmatik)


I. Pendahuluan
Kajian pragmatik menitikberatkan pada penggunaan suatu bahasa terkait dengan konteksnya.  Salah satu pengertian pragmatik dalam Levinson (1987) adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks dan situasi pemakaiannya.  Tindak tutur (speech act) ialah salah satu subkajian pragmatik. Tindak tutur berkaitan erat dengan kegiatan manusia yang tak lepas dari bahasa, baik secara pribadi ataupun kelompok. Dalam tindak tutur, penutur dan mitra tutur harus saling memahami kaidah-kaidah bahasa yang mengatur hal tersebut, agar kegiatan tindak tutur dapat berjalan dengan baik. Setiap peserta tutur bertanggung jawab dalam setiap interaksi lingual tersebut, dimana sebuah konteks memiliki peranan dalam membentuk suatu tindak tutur.  Lebih lanjut, tindak tutur ialah pengujaran kalimat untuk menyatakan agar suatu maksud dari pembicara diketahui pendengar (Kridalaksana, 1984). Di dalam mengatakan suatu kalimat, seseorang tidak semata-mata mengatakan sesuatu dengan pengucapan kalimat itu, akan tetapi ada maksud tertentu didalamnya.
Austin (1962) mengemukakan bahwa mengujarkan (tindak tutur) sebuah kalimat tertentu dapat dipandang sebagai melakukan tindakan (act), di samping memang mengucapkan kalimat tersebut. Ia membedakan tiga aspek yang berkaitan dengan ujaran, yaitu lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner. Lokusioner adalah semata-mata tindak berbicara, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna kata itu (di dalam kamus) dan makna kalimat itu sesuai dengan kaidah sintaksisnya. Ilokusioner adalah hal tertentu yang dimaksudkan atau ingin dicapai dari suatu tindak tutur. Perlokusioner mengacu pada efek yang ditimbulkan oleh tindak tutur  yang dihasilkan. Lebih lanjut J.R. Searle, membagi ilokusioner kedalam 5 kategori: assertives (asertif), directives (direktif), commissives (komisif), expressives (ekspresif) and declarations (deklarasi).
                Pada makalah ini, tindak tutur ilokusioner yang dipilih sebagai bahan kajian ialah tindak tutur ilokusioner direktif yang terdapat dalam salah satu adegan dalam novel The Godfather karya Mario Puzo, teks terlampir. Novel ini bercerita tentang kehidupan mafia keturunan Italia di Amerika, yang mana mempunyai struktur kepemimpinan antara bawahan dan atasan, tentunya dalam menjalankan aksi mereka ada banyak instruksi atau perintah agar bawahan melakukan sesuatu, bentuk-bentuk instruksi tersebut dalam pragmatik termasuk kategori direktif, dimana suatu tindak tutur dilakukan agar mitra tutur melakukan sesuatu.
II. Terkait bidang Penerjemahan
Penerjemahan ialah pengalihbahasaan dari Bahasa Sumber (BSu) ke Bahasa Sasaran  (BSa). Adapun yang dialihkan ialah makna atau pesan yang terkandung. Lebih lanjut, nilai-nilai budaya yang ada pada pesan pun harus dialihkan secara jelas kedalam BSa. Terkait dengan makna yang diterjemahkan, terkadang sebuah teks dalam BSu tidak hanya memiliki makna secara literal saja, tetapi ada intention (maksud) didalamnya. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian seorang penerjemah. Penerjemahan suatu tindak tutur atau ujaran merupakan salah satu contoh kasus dimana sebuah teks kalimat tidak hanya mempunyai makna literal saja tetapi juga memiliki maksud tertentu yang harus diterjemahkan. Tindak tutur (speech act) dikaji secara mendalam dalam satu sublinguistik pragmatik.
Pemilihan tindak tutur sebagai kajian penelitian ini senada dengan Fawcett (1997), dimana tindak tutur (speech act) ialah salah satu subpragmatik yang menarik untuk dikaji keterkaitannya dalam bidang penerjemahan, selain presupposition (persangkaan) dan Gricean implicatures. Mengenai pemilihan fokus pada ilokusioner saja karena lokusioner cenderung pada kajian semantik murni, sedangkan perlokusioner lebih pada hal-hal diluar linguistik. Keterkaitan tindak tutur ilokusioner dengan penerjemahan diungkapkan Honig dan Kussmaul dalam Fawcett (1997),
However it is translated, the illocutionary force of sentence would not change (1982: 80)
Dalam menerjemahkan suatu tindak tutur, ilokusioner yang ada pada BSa dan BSu harus sama. Oleh karena itu, dalam penerjemahannya tidak semata-mata diterjemahkan secara literal tetapi ada maksud (intention) tertentu yang harus tersampaikan pada BSa.
Kajian penerjemahan tidak bisa lepas dari teknik, metode dan ideologi yang digunakan dalam penerjemahannya. Selain itu kualitas penerjemahan juga bagian penting dari sebuah kajian penerjemahan. Dalam proses penerjemahan, ideologi ditentukan terlebih dahulu kemudian metode dan tekniknya. Sebaliknya dalam penelitian suatu karya terjemahan yang harus ditentukan terlebih dahulu ialah pada tataran mikronya yaitu teknik yang digunakan oleh penerjemah, kemudian dilanjutkan pada tataran makronya, metode penerjemahan yang digunakan, setelah itu pada tataran super makro, menentukan ideologi yang digunakan oleh penerjemah tersebut. Selanjutnya, kualitas terjemahan dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Keakuratan berkaitan dengan kesepadanan makna dalam BSu dan BSa. Keberterimaan berkaitan dengan kesesuaian kaidah kebahasaan yang ada pada BSa. Keterbacaan berkaitan dengan derajat mudahnya terjemahan dipahami oleh pembaca sasaran.
                Makalah ini hanyalah sebuah pintu masuk menuju penelitian yang lebih kompleks dengan data yang lebih luas. Disini data yang dikaji dibatasi hanya pada satu adegan dalam novel The Godfather. Aspek penerjemahan yang dikaji pun terbatas pada teknik dan kualitasnya saja.
III.Analisis
Tindak tutur direktif yang dikaji ialah yang ada pada salah satu adegan pada novel The Godfather. Adegan yang dipilih yaitu ketika Sang Don menentukan urutan siapa saja yang hendak menemuinya. Kemudian dilanjutkan dengan menerima tamu pertamanya, Nazzorine, yang hendak meminta bantuan agar menantunya yang merupakan penduduk illegal tidak dideportasi pemerintah Amerika.
No
BSu
BSa
Teknik Penerjemahan
1
Leave Bonasera to the end
Geser Bonasera yang terakhir
Kreasi diskursif
Ujaran diatas dilakukan oleh Michel Corleone, kepada anak buahnya Tom Hagen. Konteks kejadiannya ada beberapa orang yang ingin menemui sang Don; kemudian sang Don mengatur urutan siapa yang diperbolehkan menemuinya. BSa berupa kalimat imperatif begitu pula BSu-nya. Tindak tutur Bsu diatas mengandung ilokusioner direktif, berisi perintah untuk meletakkan Bonasera pada urutan terakhir. Hal yang sama telah tersampaikan pada BSa. Makna disampaikan dengan baik dimana Ilokusioner keduanya tidak berubah. Pemilihan teknik penerjemahan dalam hal ini sudah tepat, yaitu dengan kreasi diskursif, kreasi penerjemah digunakan agar makna tersampaikan dengan baik. Kreasi disini bukan berarti sebebas-bebasnya, namun dengan sesuai dengan makna dalam suatu konteks tersebut. Akan menjadi fatal ketika diterjemahkan menggunakan teknik harfiah, Tinggalkan Bonasera pada terakhir dimana ilokusioner atau maksud yang ingin dicapai dari suatu tindak tutur tidak tersampaikan dengan tepat. Jadi, dapat dikatakan terjemahan kalimat ini secara keakuratan cukup, keberterimaan dan keterbacaan baik.
No
BSu
BSa
Teknik Penerjemahan
2
My dear friend, put all your worries aside
Sahabatku yang baik, singkirkan semua kekhawatiranmu.
Transposisi
Put aside à singkirkan
Ujaran ini terjadi sebagai lanjutan dari ujaran sebelumnya. Setelah menentukan urutan siapa saja yang hendak menemuinya, lalu Nazzorine mendapat kesempatan pertama. Ujaran diatas diucapkan oleh Don Corleone setelah mendengar keluhan dari Nazzorine yang hendak meminta bantuannya. Ilokusioner direktif yang ada pada ujaran tersebut berisi nasihat dan juga sebagai bentuk persetujuan atas suatu permohonan . Dalam hal penerjemahan, teknik yang dipakai ialah transposisi, terjadi pergeseran kelas kata dari frasa put aside menjadi kata ‘singkirkan’. Ilokusioner makna dalam BSu terpenuhi dama BSa. Kualitas terjemahan ini juga baik, karena tidak ada distorsi makna. Dari sisi keterbacaan dan keberterimaan juga baik.
No
BSu
BSa
Teknik Penerjemahan
3
Not to our paisan
Jangan kepada paisan kita
Harfiah
Peminjaman murni, paisanà paisan
Pada ujaran ini, tindak tutur ilokusioner direktif yang terjadi berisi perintah. Diujarkan oleh Don Corleone kepada Tom Hagen, tangan kanannya. Ujaran ini dilakukan sebagai lanjutan dari ujaran sebelumnya, setelah menyanggupi permohonan Nazzorine kemudian sang don memberikan instruksi kepada siapa tugas ini diberikan. Jika pada dua contoh kasus sebelumnya penggunaan teknik harfiah dipandang kurang tepat, pada kasus ini harfiah menjadi pilihan yang tepat, karena tidak terjadi distorsi makna dan bisa dikatakan tingkat akurasi tinggi. Penggunaan teknik peminjaman murni pada kata paisan mengurangi tingkat keterbacaan dan keberterimaan. Kata paisan berasal dari bahasa Italia, yang berarti teman senegara. Dalam kamus Encarta ditemukan kata paisano yang memiliki arti setara. Dalam konteks percakapan maksud dari Don Corleone ialah tugas tersebut jangan diberikan kepada kawan senegaranya, jangan diberikan kepada orang Italia. Jadi pilihan lain penerjemahan kata paisan bisa menggunakan teman Italia, karena memang Don berasal dari Italia.
No
BSu
BSa
Teknik Penerjemahan
4
Give it to the Jew in the next district
Berikan kepada Yahudi di distrik tetangga.
Reduksi
Percakapan diatas merupakan ujaran yang berisi perintah lanjutan dari Don Corleone kepada Tom Hagen. Permohonan Nazzorine dikerjakan bukan oleh kawan Italia-nya, tapi diberikan kepada orang Yahudi  di distrik tetangga. Terkait penerjemahan, terjadi reduksi obyek pada BSa, kata it tidak diterjemahkan. Hal ini mempengaruhi tingkat keakuratan, walaupun tanpa obyek, pembaca dapat memahami bahwa yang dimaksud ialah tugas untuk membantu Nazzorine.
IV. Simpulan
                Dalam menerjemahkan suatu tuturan selain makna harus tersampaikan tanpa distorsi, juga maksud (intention) dari suatu tuturan juga harus mampu disampaikan. Ilokusioner sebagai salah satu aspek pragmatik dapat digunakan sebagai parameter kualitas terjemahan. Terjemahan suatu tuturan yang baik ialah ilokusi pada BSu dan BSa sama.

Sumber:
1.        Fawcett, Peter. 1997. Translation Theory Explained. Britania Raya: St. Jerome Publishing.
2.       Levinson, Stephen.1983. Pragmatics. London: Cambridge University Press.
3.       Puzo, Mario. 1969. The Godfather. United States: G. P. Putnam's Sons.
4.      Puzo, Mario. 2006. Sang Godfather. Jakarta: Gramedia.
5.       Searle, John R. 1979. Expression and Meaning. London: Cambridge University Press.
6.      Yule, George. 1996. Pragmatics. Britania Raya: Oford University Press.

Sunday, July 24, 2011

TEORI-TEORI DIFUSI BUDAYA

Gejala Persamaan Unsur-Unsur Kebudayaan

1. Gejala persamaan unsur-unsur kebudayaan di berbagai tempat di dunia disebabkan karena persebaran atau difusi dari unsur-unsur itu ketempat-tempat tadi.
Misalnya di A dan di B, yang masing-masing letaknya di Afrika dan Asia tenggara, terdapat kapal bercadik dengan bentuk yang sama maka:
  1. Menurut Adolf Bastian, hal itu dipengaruhi Elementar Gedanken. 
  2. Menurut teori evolusi kebudayaan, di A dan di B kebetulan ada pada tingkat evolusi yang sama. 
  3. Menurut konsep baru, telah terjadi penyebaran dari A ke B atau sebaliknya di waktu lampau. 
2. Sejarah Persebaran Unsur-unsur Kebudayaan Manusia
Kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkungan dan waktu. Dalam proses memecah itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan bangsa-bangsa yang saling berhubunan serta pengaruh-mempengaruhi.

3. Konsep Kulturkeis dan Kulturschicht Dari Graebner
Kata Jerman Kulturkeise berarti lingkaran kebudayaan-kebudayaan, maksudnya lingkaran di muka bumi yang mempunyai unsur-unsur kebudayaan yang sama. Metode klasifikasi kebudayaan-kebudayaan di dunia. Sekumpulan tempat dimana ditemukan benda-benda yang sama sifatnya disebut Kulturkreis.
Prosedur klasifikasi :
Seorang peneliti mula-mula melihat tempat-tempat yang terdapat unsur-unsur kebudayaan yang sama. Persamaan tersebut dilihat dari ciri-ciri atau kualitas kebudayaan disebut Qualitats Kriterium.
Si peneliti kemudian harus melihat apakah ada unsur-unsur kebudayan yang lain yang sama, disebut Quantitats Kriterium.
Akhirnya peneliti menggolongkan tempat-tempat tersebut menjadi satu Kulturkreis.

4. Mazhab Schimdt
Pengembangan lebih lanjut dari konsep Graebner, klasifikasi dilakukan secara besar-besaran bertujuan untuk melihat sejarah persebaran dan perkembangan kebudayaan.

5. Teori Difusi Rivers
Serupa dengan teori sebelumnya dari Graebner dan Schimdt, hanya saja Rivers menggunakan metode wawancara dalam mencari informasi-informasi yang dibutuhkan.
Daerah penelitiannya meliputi Suku bangsa yang tinggal di sekitar daerah Selat Torres, didaerah Melanesia, dan di Provinsi Mysore di India Selatan.

6. Teori Difusi Elliot Smith dan Perry
Mereka mengajukan teori bahwa dalam sejarah kebudayaan-kebudayaan dunia pada zaman purbakala pernah terjadi suatu peristiwa difusi yang besar yang berpangkal di Mesir, yang bergerak ke arah timur dan yang meliputi jarak yang sangat jauh, yaitu ke daerah-daerah di sekitar Lautan Tengah, ke Afrika, ke India, ke Indonesia, ke Polinesia, dan ke Amerika. Teori ini sering disebut Heliolithic Theory.

Terkait penerjemahan,


Konsep budaya dalam suatu bahasa sangat mungkin ada di bahasa lain. Penerjemah sebaiknya tidak tergesa-gesa meng-ekslusif-kan suatu budaya dalam bahasa tertentu.

Monday, July 18, 2011

Translation: practice - Louis Armstrong - What A Wonderfull World lyrics

Source text:

What A Wonderfull World

I see trees of green, red roses too
I see them bloom for me and you
And I think to myself what a wonderful world.

I see skies of blue and clouds of white
The bright blessed day, the dark sacred night
And I think to myself what a wonderful world.

The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying how do you do
They're really saying I love you.

I hear babies crying, I watch them grow
They'll learn much more than I'll never know
And I think to myself what a wonderful world
Yes I think to myself what a wonderful world.


Target text:

OH INDAHNYA DUNIA

Kulihat pepohonan, dan mawar merah
Kulihatnya mekar, untukku untukmu
Kubilang pada diriku, oh indahnya dunia

Kulihat langit biru dan awan putih
Cahyanya berkahi hari, malam gelap suci
Kubilang pada diriku, oh indahnya dunia

Warna-warni pelangi yang indah di langit
Juga pada wajah orang yang lewat
Kulihat orang bersalaman, menanyakan kabar
Mereka tulus bilang ku cinta kamu

Kulihat bayi menangis, kulihatnya tumbuh
Mereka kan trus belajar, tapi ku takkan tau
Kubilang pada diriku, oh indahnya dunia
Ooo, Kubilang pada diriku, oh indahnya dunia



Saturday, July 16, 2011

Translation: practice

No
Source text
Target text (1)
Target text (2)
1
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian
No pain no gain
After a storm comes a calm
2
ADA band menjadi penampil perdana. Dijadwalkan   pukul 15.00 waktu setempat. Donnie cs baru naik panggung sekitar sejam kemudian. (Ha! Masih mengenal jam karet juga rupanya orang Malaysia) Ough! Dibeset jadi lagu pertama.
ADA band became the first performer. To be scheduled at 03.00 pm local time. Donnie and co had just appeared on stage about one hour later (Ha! It turned out that Malaysian was also bad time keeper) Ough! Was taken for the first song.
ADA band became the first performer. Scheduled at 03.00 pm of local time. Donnie and his buddies had just appeared on stage about one hour later (Ha! Malaysian was not on time people also after all) Ough! Was played as the opening song.
3
Sebaliknya, mentalitas yang dimiliki priyayi Jawa banyak dipengaruhi oleh orientasi masa lampau. Rutinitas kantor dan kehidupan rumah tangga priyayi diisi dengan rasa sentiment terhadap benda-benda pusaka yang banyak menaruh perhatian pada mitologi, silsilah karya-karya pujangga kuno dan diselingi oleh upacara-upacara rumit untuk memelihara benda pusaka.
On the hand, the mentality of the Javanese aristocrat influenced by the past orientation. The office and household routine are filled sentimental feeling toward the heirloom items, concerning with the mythology, the genealogy the letter men’s works and the complex ritual to preserve their heirlooms as the interlude.
On the other hand, the mentality of the Javanese aristocrats is influenced by the past’s orientation. Their office and household routine are filled by the sentimental feeling toward the heirloom items which concerning a lot on mythology, the genealogy of man of letter’s works and interspaced by complex ritual to preserve the heirlooms.
4
Di bawah kepemimpinan Karel Agung bala tentara Frank menaklukkan orang-orang Saxon di Jerman Utara yang terbentang antara Sungai Elbe dan daerah-daerah yang dihuni orang-orang Friss.
Under Charemagne leadership, Frank’s troops conquered Saxon---which stretched out between Elbe River in North Germany and region of Friss.
Under Charlemagne leadership, the Frank’s troops conquered the Saxon in North Germany which is stretched out between Elbe River and region of Friss.
5
Penculikan Shinta
Kidnapping of Shinta
The Abduction of Shinta

12222

Wednesday, July 13, 2011

Digital Fortress by Dan Brown

Theme
superintendent need to be supervised
Main Character
David Becker
The youngest full professor at Georgetown University and a brilliant foreign-language specialist, he was practically a celebrity in the world of academia. Born with deictic memory and a love of languages, he’d mastered six Asian dialect as well as Spanish, French, and Italian. He was dark—a rugged, youthful thirty-five with sharp green eyes and a wit to match. Over six feet tall, made him good in squash. Susan’ boyfriend.
Susan Fletcher
The head of cryptography division in NSA, smart woman has 170 IQ. She has delicate European features, soft brown eyes, slender and tall with full, firm breasts and perfectly flat abdomen. The one and only female in NSA. Becker’s girlfriend.
Commander Starthmore
The fifty six years old deputy director of operations in NSA. Love his country so much. He was rangy, thick-fleshed man whose muted features somehow disguised his hard-nosed efficiency and demand for perfection. His grey eyes suggested a confidence and discretion born from experience.
Setting
Time: late 20th century
Place: The story happens in many places. Washington USA; Seville Spain; Japan
Analysis
           This book is kind of scifi--scientific fiction. The problem in this novel is answered by the story itself by the time. The reader just straight forward, is driven by the author in finding the solution of the problem.
        The story started when a TRANSLTR, the highest tech computer in breaking any codes or any passwords, faces problem in a code. The unbreakable code is made by an ex-employee in NSA. NSA (National Security Agent) is very secret office in USA, works to keep the national security of USA.  NSA consist of lots departments, TRANSLTR belongs to Cryptography Division, handled any matters about secret writing, any codes. At the next, the unbreakable code known as a computer virus.
          This novel uses many difficult mathematics term, I know that many people do not care about the mathematical aspects of the book they just enjoyed reading it. I think it’s better to know about it merely in general, could help us to imagine clearly the subject matter

Monday, July 11, 2011

Abreviasi

Abreviasi didefinisikan sebagai kependekan dari sebuah kata atau frasa. Tapi apakah Anda tahu ada berbagai jenis singkatan? Berikut jenis-jenis abreviasi/singkatan.
  • Akronim, membentuk singkatan dengan menggunakan huruf-huruf awalnya. Contoh, ABBA, MAD, OPEC, semuanya merupakan akronim yang menggunakan huruf pertama dari setiap kata untuk membentuk kata baru. Akronim yang kurang dikenal contohnya scuba dan laser, menunjukkan tidak semua akronim harus ditulis huruf besar.
  • Initialism (inisial), juga disebut alphabetism, sekumpulan huruf yang pengucapannya terpisah, biasanya digunakan sebagai singkatan suatu nama atau suatu ekspresi. Contohnya, CD, TV dan UK.
  • Truncation atau pemotongan, abreviasi ini berisi bagian awal dari sebuah kata. Tipe ini paling sering digunakan dalam sebuah judul yang mengacu pada bulan, tahun, hari seperti Mon, Fri, Oct.
  • Clipped, hampir sama dengan  truncation, hanya saja bagian kata yang digunakan untuk membentuk singkatan dapat diambil dari tengah atau akhir kata, seperti phone (telephone), fridge (refrigerator).
  • Aphesis, penghilang vokal di awal kata, biasanya tidak disengaja dan terjadi dalam bahasa lisan dalam percakapan sehari-hari. Contoh cause untuk because.
  • Portmanteau, gabungan dua kata atau lebih. Contoh liger dari kata lion dan tiger, spork dari spoon dan fork, brinner utnuk breakfast dan dinner.
diterjemahkan dari All About Abbreviations

Cerpen - Gradasi

Sekitar satu mil dari luar batas kota Council Oklahoma, seorang pria bercelana jins belel dan sweter abu-abu lusuh, berdiri di Interstate 40 di jembatan layang Rute 81. Ketika itu masih pagi hari di awal November, matahari masih berada di ufuk Timur, dan ia menggosok-gosok tangannya dalam upaya untuk mengurangi dingin yang menusuk tulang. Kedelapan belas roda itu mulai bergerak cepat dalam arah yang sama. Truk-truk tersebut menuju ke timur ke kota Oklahoma, setelah itu tak ada yang tahu. Mereka bisa saja bertemu di I-35 kemudian ke selatan sampai Dallas atau Houston. Ke utara sampai kota Kansas, Omaha atau mungkin semua jalan ke Twin Cities. Mungkin juga tetap mengemudi ke timur sampai Memphis atau Nashville. Atau bisa juga memilih rute I-44 dan langsung ke St Louis. Dan sampai disana pada pertengahan sore hari.

Dia memutuskan untuk memilih jalur barat. Tampaknya jalan itu merupakan jalan yang jarang dipilih. Truk menuju ke barat dan harus melewati semua jalan menuju Amarillo agar dapat sampai ke tujuan. Dia bersama keluarganya pernah melintasi jalur barat ini. Perjalanan itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, pada saat ia masih berumur 13 tahun ketika salah seorang pamannya menikah di Dumas, Texas. Sungguh menyenangkan. Ia ingat bagaimana dulu mereka menjulur lurus ke utara untuk sampai Amarillo. Meskipun tidak dijumpai gunung, ia bisa merasakan mereka naik ke dataran yang lebih tinggi, tapi ketika mereka sampai di Dumas, jalur hanya sedatar Oklahoma Barat. "Dataran tinggi" kata Ayahnya dari kursi depan. Dia tidak sependapat bahwa jalur itu merupakan dataran yang lebih tinggi.

Ia mengemudi dengan santai sepanjang jalan antarnegara bagian, namun detak jantungnya naik tiap kali melihat botol plastik, hanya untuk kecewa ketika melihat botol-botol plastik tersebut tidak berisi urin. Dia mengetahui bahwa para supir truk menggunakan obat agar tetap terjaga ketika mengemudi lintas negara. Paham pula jika kebanyakan dari mereka memilih buang air di botol dan melemparnya ke luar jendela daripada kehilangan waktu lima belas menit untuk berhenti buang air. Memang obat yang sudah di daur ulang dosisnya tidak semurni aslinya, tapi dalam jumlah tertentu urin masih dapat membuatnya terjaga selama lima jam.

Ia menggaruk koreng di tangan kirinya sambil terus mengemudi. Urat syarafnya mulai terasa sangat kaku. Ia pun memasukkan tangannya ke dalam saku, namun teringat akan lukanya ditangannya, maka ia menaikkannya ke wajah dan diletakkan di dahinya. Hal tersebut dilakukannya sepanjang jalan yang rusak. Ia menduga-duga seperti apa tampangnya sekarang. Mungkin seperti tunawisma, pada saat itu, ia merasa seperti itu. Pacarnya meninggalkannya seminggu sebelumnya, kurang dari sehari setelah aliran listrik dirumahnya dipadamkan. Dan beberapa hari kemudian aliran airnya pun dihentikan.

Kekasihnya pergi untuk tinggal bersama orang tuanya di Hobart. Yang berakibat, pertama, ia tak dapat bertemu dengannya lagi -- orang tua kekasihnya tidak pernah menyetujui dirinya karena gadis tersebut lebih muda delapan tahun darinya. Yang kedua, ayahnya yang seorang polisi bisa melakukan tes narkoba terhadap anaknya setiap dua minggu sekali. Gadis itu bodoh, begitu juga dengan orang tuanya. Dia tahu ini akan berakhir dengan buruk.

Dengan rasa sakit kepala yang terus menyerang, ia terus merenung selama melintasi jalan antarnegara bagian untuk mencari sisi yang lain. Dia berpikir tentang dinamika mengemudi -- bagaimana kemudi supir itu bisa di sebelah kiri. Apakah mereka benar-benar melalui sandaran kursi penumpang ketika melempar botol berisi urin? Hamparan rumput semakin jelas memisahkan sisi timur dan barat.

Dia bertanya-tanya apakah petugas patroli jalan raya akan melarangnya berjalan di median jalan ketika dia mengambil botol plastik yang tergeletak di rerumputan. Bisa dipastikan warna keemasan hampir lenyap tertutup rumput kering disekitarnya. Ia pun meluncur turun berlutut untuk mengambil botol itu. Tidak hangat. Dia bertanya-tanya apakah itu penting. Sambil berpikir tentang perpisahan dan bersatu kembali, ia pun menggoncang botol itu seperti jus. Lalu ia buka botol itu dan membauinya, sambil berharap ada cara untuk mengetahui apakah itu mengandung obat atau tidak. Dan menurutnya tidak ada.

diterjemahkan dari cerpen Gradation karya Geoff Peck

This story was originally published in Foliate Oak.

Friday, July 8, 2011

Blatantly dan Patently

Seorang pembaca menanyakan,
Saya sering dibingungkan oleh penggunaan kata blatantly dan patently, menurut saya blatantly (obvious) mengacu pada argumen yang benar-benar jelas, tapi di media saya sering menjumpai patently

Adverbia patently berarti "openly, obviously, clearly", dan merupakan bentuk derivasi dari nomina patent. Makna dasar patent mengacu pada istilah open letter atau open document seperti pada Letters patent.
He says the report in NYT… was “patently false.”
He was patently blessed.
“This is just more patently absurd stuff about software patents..

Sedangkan, adverbia blatantly digunakan pertama kali oleh Edmund Spenser dalam bukunya The Faerie Queen. Dalam buku itu, dia mencipatakan sebuah karakter monster yang disebut "blatant beast". Blatant kemudian diartikan noisy in offensive and vulgar way". Lalu mulai 1889 makna tersebut bergeser menjadi "obvious, glaringly conspicuous"
How do I fire my trustee? He is blatantly self-dealing & has breached his fiduciary duty numerous ways.
Track announcer says he was ‘blatantly biased’ during his call of the Breeders’ Cup Classic,
Although he was blatantly on drugs, the crowd still cheered him…

 Contoh berikut maksud penulisnya mungkin blatantly:
[The script] is patently gross and offensive.

Kedua kata diatas bermakana "obviously", kata patently cenderung positif tidak digunakan untuk ketidaksetujuan, sebaliknya blatantly cenderung bermakna negatif.


Diterjemahkan dari “Blatantly” and “patently”

"there're" untuk "there are"



Terkadang dalam tulisan teks Inggris kita menjumpai penyingkatan kata there're untuk there are seperti 
Haiti Airport Baggage Handlers, There’re Just Too Many!
There’re too many kids
There’re Just A Few Days Left
If There’re Seasons…(judul lagu)

Prinsip dasar dari penggunaan penyingkatan ialah agar lebih mudah diucapkan. Contohnya I'm untuk I am, agar lebih mudah dilafalkan, akan tetapi, penyingkatan dalam there're untuk there are justru mempersulit pelafalannya. Memang konsep jamak are berkaitan dengan subyeknya--there is untuk tunggal dan there are untuk jamak--namun apabila mempersulit pengucapannya bukankah lebih baik tetap ditulis there are secara utuh.
Selain itu, bentuk there're juga terlihat aneh, untuk itu sebaiknya dihindari penggunaan there're, where're.



Diterjemahkan dari “There’s” and “There are”

Wednesday, July 6, 2011

Word Class in Syntactic and Morphologic Structure in Translation

        Morphology is the study of the minimal meaningful units of language. It studies the structure of words, however from a semantic viewpoint rather than from the viewpoint of sound. The lowest level object of morphology is morphemes—the smallest meaningful unit—and the highest one is word; study about phonemes is covered by phonology. Morphology is intimately related to syntax. For everything that is larger than a word, such: phrase, clause and sentence, is the domain of syntax.
        Translation units are word, phrase, clause, sentence, and text (discourse analysis). Meaning of a word can’t be separated by its morpheme. Morphemes build meaning in a word. E.g.  Plural form in English can be identified by the adding morpheme‘s’, table à table(s). Study of morpheme help translator identify meaning a word by finding its formers i.e. morpheme. Based on the example before, the main point, here, are we know that word ‘tables’ comes from word ‘table’.
        Syntactic structure gives a clear representation of the syntactic constituent of a sentence. By observing a sentence which has been “broken down” into its constituents by means of a syntactic structure, we can see how each part acts on the others to fit together as a meaningful sentence. Understanding of syntactic structure studies the constituent of a sentence and relates the closest meaning in each constituent to another. The following examples would give clear explanation how important syntactic structure in translation is.
a. John speaks loudly à John berbicara dengan nyaring
                S

NP                          VP

  N                           V             Adv

John                speaks        loudly
John is a noun, speaks is a verb, loudly is an adverb. Loudly has closest meaning with speaks. How does John speak? He speaks in loud voice.
b. He is really handsome à Dia benar-benar tampan
                S

NP                          VP

N                    V      Adj P

                                Adv        Adj

He               is       really handsome
Adverb really has closest meaning with adjective handsome, not with he or is. Syntactic structure describes it. The example is translated into Dia benar-benar tampan, the quality of ‘tampan’ is high. It can be compared with ‘Sebenarnya, dia tampan’. Both results in Indonesia have different meaning. Syntactic structure helps cover it.
c. Frankly, I know everything à Sebetulnya, saya mengetahui semuanya
                S

Adv P                    S1

Adv        NP          VP

                N             V            N

Frankly I          know everything
Adverb frankly modifies the whole sentence.
From the three examples above, we can see how syntactic structure makes clear in present meaning, (a) speaks loudly (b) really handsome (c) frankly, I know everything.
Word class or part of speech aspect is an important part in translation, because same word with different word class has different meaning. It would be a fatal error in doing translation, if a translator failed in determining word class of a word.
There are eight word classes:
1.                   Noun, a word used to name a person, animal, place, thing, and abstract idea. E.g. Monday (Senin) Teacher (guru), dog (anjing), justice (keadilan), table (meja), oxygen (oksigen), flock (sekumpulan hewan),etc.
2.                   Verb, shows action, links subject to another word in the sentence, and links subject to noun or an adjective in the predicate part of the sentence. E.g. is, am, are, bites, shows, were considered, etc.
3.                   Adjective, modifies a noun or a pronoun by describing, identifying, or quantifying words. E.g. strong (kuat), bad (buruk), lazy (malas), beauty (cantik), sad (sedih), mad (marah/gila),etc.
4.                  Adverb, describes verb, adjective, and another adverb. E.g. slowly, yesterday, here, etc.
5.                   Preposition, relates a noun or pronoun to another word in the sentence. E.g. in, into, before, between, etc
6.                  Pronoun, a word used in place of a noun. E.g. He, each, etc.
7.                  Conjunction, connects words or individual groups of words. E.g. and, but, or, nor, for, so, yet, either, or, neither, nor, etc.
8.                  Interjection, word or phrase used to express strong emotion or surprise. E.g. hu-uh, hurray, etc.
The following examples explain how important determining word class in translation is.
1.                    I round the park carefully (round as Verb) Saya mengelilingi taman dengan hati-hati.
2.                   I bought a round table (round as Adjective) Saya membeli sebuah meja bundar.
3.                   In the third round (round as Noun) Pada ronde ketiga.

The word class of ‘round’ can be verb, adjective or noun depends on the context in the sentence. It can’t be imagine if a translator fails in determining the word class, the result of translation would be wrong. Example of wrong translation because of lack of determining word class: A round table ->mengelilingi meja(?), round ,here, is an adjective not a verb.
Unsolved problem in machine translation is determining word class; it makes the result of translation become wrong. A matter of word class can’t be solved by software machine translation. So learn it with morphologic and syntactic structure would be a great way in translation.
In translating a sentence, firstly, identify every single word. Identify its morphemes from the word—constituent of sentence. Secondly, classify each constituent based on word class to gain proper meaning. Thirdly, with syntactic structure identify the closest meaning among its constituent. All the steps help us in translating a sentence. Word class aspects based on the understanding of syntactic and morphologic structure, absolutely, is very important in translation.

Sources:
1.                    http://www.writingcentre.uottawa.ca/hypergrammar/nouns.html
2.                   http://en.wikipedia.org/wiki/Morphology_%28linguistics%29
3.                   Katamba, Francis. Modern Linguistics Morphology. New York : St Martin Press, 1993